Senin, 15 Oktober 2012


PERUMUSAN KOMPETENSI

 

1. Pengertian Kompetensi

Istilah kompetensi didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta

pekerjaan seseorang. Dengan demikian, kompetensi dapat diukur dengan standar umum

serta dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Menurut Spencer dan Spencer

(1993) kompetensi merupakan karakterisitik mendasar seseorang yang berhubungan secara

timbal balik dengan suatu kritieria efektif kompetensi dan atau kecakapan terbaik seseorang

dalam pekerjaan atau keadaan.

Lebih lanjut Spencer (1993) menyebutkan lima tipe kompetensi, kelima tipe tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Motif, sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berpikir secara konsisiten atau keinginan

untuk melakukan suatu aksi. Misalnya, seseorang yang mempunyai motivasi akan

menentukan tantangan untuk drinya sendiri, kemudian bertanggung jawab untuk

menghadapi tantangan tersebut dan menggunakan balikan untuk memperbaikinya.

b. Pembawaan, karakteristik fisik yang merespon secara konsisten berbagai situasi atau

informasi. Misalnya, reaksi terhadap waktu dan sudut pandang yang baik adalah

kompetensi bawaan dari seorang pilot pesawat empur. Kontrol emosi diri dan inisiatif

merupakan respon konsisten yang lebih kompleks. Kompetensi bawaan yang dapat

mengontrol emosi diri dan menumbuhkan inisiatif merupakan kompetesi dari seorang

manajer yang berhasil.

c. Konsep diri, adalah tingkah laku, nilai, atau citraan (image) seseorang. Misalnya, percaya

diri. Seseorang yang percaya diri akan bekerja efektif pada berbagai situasi yang

berbeda.

d. Pengetahuan, adalah informasi khusus yang dimiliki seseorang. Misalnya, ahli bahasa

memiliki pengetahuan tentang teori-teori kebahasaan.

e. Keterampilan, adalah kemampuan untuk melakukan tugas secara fisik dan mental.

Misalnya, sastrawan memiliki pengetahuan dan kemampuan menciptakan karya sastra.

Kelima tipe kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan

pengembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran.

 

2. Cara Penyusunan Kompetensi

Penyajian kompetensi yang baik haruslah dapat kecakapan berpikir, bekerja, dan

prestasin seseorang. Dalam penyusunan kompetensi, perlu adanya perubahan penekanan

pola pikir dan pola tindakan dari ”Apa yang harus dipelajari seorang siswa ke bagaimana

membelajarkan siswa?” Selanjutnya, diperlukan persiapan yang memadai untuk menyusun

kompetensi.

Penyusunan kompetensi tidak dapat dilakukan sekali jadi. Diperlukan perbaikan dan

pemantapan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Langkah-langkah dalam menyusun

kompetensi dapat dilakukan seperti berikut ini.

a. Menentukan kompetensi lulusan/hasil belajar pada akhir satu atau serangkaian

pembelajaran. Gunakan kata-kata kerja dari taksonomi Bloom, Kratwohl, atau Anderson.

Penentuan kompetensi perlu menjawab hal-hal berikut:

1) Isi/pengetahuan (apa yang harus diketahui siswa?)

2) Keterampilan (bagaimana cara siswa melakukan sesuatu?)

3) Sikap (bagaimana cara siswa berperilaku?)

4) Nilai (bagaimana keyakinan siswa terhadap sesuatu?)

b. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti (jelas, lugas, tegas, serta dapat dikerjakan dan

dinilai) oleh siswa dan pembaca umum, termasuk guru, orangtua, dan pengambil

keputusan.

c. Nyatakan target pencapaian kompetensi yang memberikan informasi tentang

sejauhmana target kompetensi tersebut dapat dicapai?

d. Batasi kompetensi yang akan dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran agar lebih

terarah dan lebih fokus.

e. Klasifikasi kompetensi yang sejenis ke dalam standar kompetensi, namun jangan

memaksakan perumusan kompetensi yang terlalu sarat. Jika dianggap perlu, rumuskan

kompetensi secara terpisah.

f. Koordinasikan kompetensi yang memerlukan urutan untuk menunjukkan

perkembangan, kesinambungan, keutuhan, dan keberlanjutan. Tunjukkan peningkatan

penguasaan kompetensi dari yang lebih mendasar ke yang rumit, dan kompleks dalam

urutan yang utuh.

g. Hindari mencampurkan definisi kompetensi (apa yang siswa harus ketahui dan lakukan)

dengan standar kinerja (seberapa baik) dan penilaian.

h. Hindari anggapan untuk dapat merumuskan kompetensi secara sempurna pada tahan

permulaan. Lakukan secara bertahap.

Dalam menyiapkan pembelajaran, khususnya ketika membuat silabus, guru perlu

mengkaji Standar Kompetensi sebagaimana tercantum pada Standar Isi dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

(1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi,

tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;

(2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

(3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

Perumusan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi dilaksanakan secara berkesinambungan pada setiap akhir tahapan kegiatan belajar siswa yang dirumuskan dalam setiap tujuan pembelajaran khusus. Semua siswa (secara individual) harus menyelesaikan semua tahap kegiatan belajarnya, dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran umum, dimana guru mengobservasikan ketuntasan belajar siswa setiap tahapan dan mengukurnya sesuai dengan standar performansi yang harus diunjuk kerjakan siswa, seperti yang dirumuskan dalam indikator keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan matriks perencanaan dan pengembangan kegiatan pembelajaran, dapat dibuat matriks evaluasi proses dan hasil belajar siswa berbasis kompetensi.
Pendidikan berbasis luas yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis kompetensi. Materi pelajaran esensial yang minimal (minimum learning material) harus dikuasai dan dimiliki siswa, dapat diambil dari kurikulum 1994, melalui analisis materi pelajaran (AMP). Kompetensi dasar akademiki diperoleh siswa dalam pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan methodological objectives dan content objectives. Tujuan kecakapan hidup diperoleh siswa dalam pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan aplikasi konsep (life skill objectives) dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran intra kurikuler, dengan sasaran penguasaan materi pelajaran minimal yang harus dikuasai secara tuntas (mastery learning). Materi pelajaran yang kurang penting dapat dijadikan bahan pembelajaran ko-kurikuler, misalnya dalam bentuk tugas pengembangan atau pekerjaan rumah, yang berorientasi pada pengembangan wawasan keilmuan siswa.

Indikator Hasil Belajar

 

Tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.Dengan demikian, indikator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (observable).Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaranIndikator Hasil Belajar

·   Indikator adalah penanda tercapaian/ketidak-tercapaian KDSetiap sebuah Kompetensi Dasar dapat dijabarkan dalam beberapa indikator hasil belajar (satu KD memiliki beberapa indikator)Perumusan Indikator Hasil Belajar mengunakan kata-kata operasionalIndikatordikembangkansesuaidengankarakteristikpesertadidik, satuanpendidikan, danpotensidaerahDigunakansebagaidasaruntukmenyusunalatpenilaianPerumusan Indikator Hasil Belajar

·  Merumuskan IndikatorSetiap kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikatorKeseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK-KD. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.

·  Merumuskan IndikatorLanjutan ...Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. Indikator harus dapat mengakomodasi karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.

·   Contoh Indikator Hasil Belajar SMA

·  1Diklat/BimtekTPMKSSAKurikulum Tingkat Satuan PendidikanPENETAPANKriteriaKetuntasanMinimal

·  PENGERTIANKriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi

· KKM ditetapkanolehsekolahpadaawaltahunpelajarandenganmemperhatikan:Intake (kemampuan rata-rata pesertadidik)Kompleksitas (mengidentifikasiindikatorsebagaipenandatercapainyakompetensidasar)Kemampuandayapendukung (berorientasipadasumberbelajar)

·  RAMBU - RAMBUKKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mapel di satuan pendidikanKetuntasan Belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%.Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 – 100Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar maksimal, dan berupaya secara bertahap meningkatkan untuk mencapai ketuntasan maksimalNilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Peserta didik

·  FUNGSI KKMSebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai KD mata pelajaran yang diikuti.Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan satuan pendidikan dengan masyarakat.Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.



Kamis, 13 September 2012

SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK


SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK
Studi linguistik telah mengalami 3 tahap perkembangan, yaitu:
􀂷 Spekulasi: pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris
melainkan pada dongeng/rekaan belaka.
􀂷 Klasifikasi dan Observasi: mengadakan pengamatan, penggolongan terhadap
bahasa-bahasa yang diselidiki.
􀂷 Perumusan teori: pembuatan teori-teorinya.

Dalam sejarah perkembangannya linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran paham,
pendekatan, dan teknik penyelidikan yang sangat ruwet. Berikut ini akan dibicarakan sejarah,
perkembangan, paham, dan beberapa aliran linguistik dari jaman purba sampai jaman mutakhir
secara sangat singkat.

1. LINGUISTIK TRADISIONAL
Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural, bedanya
tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata
bahasa struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu.
Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:

A. Linguistik Zaman Yunani (abad ke 5 SM – bad ke 2 SM)
Yang menjadi pertentangan saat itu adalah:
􀂷 Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu
mempuyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak
dapat diganti diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata
itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi/kebiasaan.
􀂷 Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles)
berpendapat bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum
naturalis, sedangkan anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum
anomali sejalan dengan koum konvensional.
Kaum/tokoh pada jaman Yunani:
a. Kaum Sophis (abad ke 5 SM)
Mereka dikenal karena:
􀀪 Mereka melakukan kerja secara empiris,
􀀪 Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu,
􀀪 Mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa,
􀀪 Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Tokohnya: Protogoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya,
kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias
membicarakan tata bahasa.
b. Plato (429 – 347 SM)
􀀪 Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoag. Juga
mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional.
􀀪 Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan rhemata.
􀀪 Dialah orang yang pertamakali membedakan kata anoma dan rhema.
Anoma (anomata):
􀂷 Nama (dalam bahasa sehari-hari)
􀂷 Nomina (dalam istilah tata bahasa)
􀂷 Subjek (dalam hubungan subjek logis)
Rhema (Rhemata):
􀂷 Ucapan (dalam bahasa sehari-hari)
􀂷 Verba (dalam istilah tata bahasa)
􀂷 Predikat (dalam hubungan predikat logis)
c. Aristoteles (384 – 322 SM)
􀀪 Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi.
Yang dimaksud syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas
dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan
preposisi dan konjungsi yang sekarang kita kenal.
􀀪 Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3 yaitu maskulin, feminin,
dan neutrum.
d. Kaum Stoik (abad ke – 4 SM)
􀀪 Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
􀀪 Menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa.
􀀪 Membedakan 3 komponen utama dari studi bahasa, yaitu 1) tanda, simbol,
sign, atau semainon, 2) makna, apa yang disebut smainomen/lekton, 3)
hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda/situasi.
􀀪 Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi
tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna.
􀀪 Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja,
syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan
jumlah.
􀀪 Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata
kerja aktif dan pasif.
e. Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku tata
bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan oleh
Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang kemudian
dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena
sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata
bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku
Dionysius Thrax.
Di India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan
judul Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali
ada. Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika menyebut
Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligence.

B. Zaman Romawi
Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang
terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan
Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
a. Varro dan "De Lingua Latina"
Dalam buku ini Varro masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada
jaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi,
sintaksis.
b. Tata bahasa Priscia
Dianggap sangat penting karena:
􀀪 Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan
pembicara aslinya.
􀀪 Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama
pembicaraan bahasa secara tradisional.
Segi yang dibicarakan dari buku itu adalah: (i) fonologi dibicarakan mengenai
huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan,
(ii) morfologi dibicarakan mengenai dictio/kata, (iii) sintaksis dibicarakan
mengenai oratio yaitu tata susunan kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat
itu selesai. Buku Institutiones Grammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa
Latin dan filsafat zaman pertengahan.

C. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh
para filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah
peranan:
a. Kaum Modistae
􀀪 Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler
dan universal.
􀀪 Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan
definisi bentuk-bentuk bahasa.
􀀪 Mereka mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah
bidang etimologi pada zaman itu.

b. Tata Bahasa Spekulativa
Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat
skolastik.

c. Petrus Hispanus
􀀪 Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa.
􀀪 Membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen substantivum dan nomen
edjektivum.
􀀪 Membedakan semua bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur
lainnya.

D. Zaman Renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa
Latin, Ibrani, dan Arab, 2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam
bentuk pembahasaan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

E. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure
dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William
tentang adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan
bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak baru
sejarah linguistik, yakni dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau
linguistik historis komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik
terlepas dari masalah filsafat Yunani kuno.
Bila kita simpulkan pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan
bahwa:
a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran
dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu pada tulisan.
b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.
c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar/salah.
d) Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
e) Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

2. LINGUISTIK STRUKTURALIS
Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri yang
dimiliki bahasa itu. Tokoh-tokohnya:

A. Ferdinand de Saussure
1) Telaah sinkronik (mempelajari bahasa dalam kurun waktu tertentu saja) dan
diakronik (telaah bahasa sepanjang masa),
2) Perbedaan langue dan parloe. Lague yaitu keseluruhan sistem tanda yang
berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat
bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parloe sifatnya konkret karena parloe tidak
lain daripada realitas fisis yang berbeda dari yang satu dengan orang lain.
3) Perbedaan signifian dan signifie. Signifian adalah citra bunyi atau kesan
psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran (bentuk), signifie adalah
pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita (makna).
4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Yang dimaksud dengan hubungan
sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu
tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan paradigmatik
adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan
unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.

B. Aliran Praha
Sumbangan aliran ini dalam dalam bidang fonologis (mempelajari fungsi bunyi
tersebut dalam suatu sistem) dan bidang sintaksis dengan menelaah kalimat melalui
pendekatan fungsional.

C. Aliran Glosematik
Aliran Glosematik lahiran Denmark. Tokohnya Louis Hjemslev yang meneruskan
ajaran Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk
membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan
peralatan, metodologis, dan terminologis sendirian.

D. Aliran Firthian
Nama John R. Firth terkenal karena teorinya mengenai fonolofi prosodi.
Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.

E. Linguistik Sistemik
Pokok pandangan aliran ini adalah:
􀀪 SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa.
􀀪 SL memandang bahasa sebagai pelaksana.
􀀪 SL mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasinya.
􀀪 SL mengenal adanya gradasi/kontinum.
􀀪 SL menggambarkan tiga tataran utama bahasa.

F. Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Disebut aliran Bloomfield karena bermula dari gagasan Bloomfield. Disebut
aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur
bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.

G. Aliran Tagmemik
Dipelopori oleh Kenneth L. Pike yang mewarisi pandangan Bloomfield. Menurut
aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (susunan). Tagmem ini tidak
dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja. Seperti subjek + predikat + objek dan
tidak dapat dinyatakan dengan bentuk-bentuk saja, seperti frase benda + frase kerja +
frase benda, melainkan harus diungkapkan kesamaan dan rentetan rumus seperti:
S : FN + P : FN + O : FN
Fungsi subjek diisi oleh frase nominal diikuti oleh fungsi predikat yang diisi oleh frase
verbal dan diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.

3. LINGUISTIK TRANSFORMASIONAL DAN ALIRAN-ALIRAN SESUDAHNYA
Dunia ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan
merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri
yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kemudian orang pun merasa bahwa
model struktural itu banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model
struktural. Berikut model-modelnya:

A. Tata Bahasa Transformasi
Tata bahasa transformasi berusaha mendeskripsikan ciri-ciri kesemestaan bahasa.
Lalu karena pada mulanya teori tata bahasa ini dipakai untuk mendeskripsikan
kaidah-kaidah bahasa Inggris, maka kemudian ketika para pengikut teori ini mencoba
untuk menggunakannya terhadap bahasa-bahasa lain, timbullah berbagai masalah.
Apa yang tadinya sudah dianggap universal ternyata tidak universal. Oleh karena itu
usaha perbaikan mulai dilakukan.

B. Semantik Generatif
Menurut teori generatif semantik, struktur semantik dan struktur sintaksis
bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan
kaidah transformasi saja. Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan
sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu

C. Tata Bahasa Kasus
Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas:
(1) Modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan
(2) Proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus.

D. Tata Bahasa Relasional
Tokohnya David M. Perlmutter dan Paul M. Postal. Tata bahasa relasional (TR)
banyak menyerang tata bahasa transformasi (TT), karena menganggap teori-teori TT
itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut
teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional
(relational network) yang melibatkan tiga macam wujud yaitu:

(a) Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu struktur;
(b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi
gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya
dengan elemen lain;

(c) Seperangkat "coordinates" yang dipakai untuk menunjukkan pada tatara
yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu
terhadap elemen yang lain.

4. TENTANG ALIRAN DI INDONESIA

A. Pada akhir abad ke – 19 dan awak abad ke 20 pemerintah kolonial sangat
membutuhkan informasi mengenai bahasa-bahasa yang ada di bumi Indonesia untuk
melancarkan jalannya. Pemerintah kolonial di Indonesia sesuai dengan masanya,
penelitian bahasa-bahasa daerah itu baru sampai pada tahap deskripsi sederhana
mengenai sistem fonologi, morfologi, sintaksis, serta pencatatan butir-butir leksikal
beserta terjemahan maknanya dalam bahasa Belanda atau bahasa Eropa lainnya,
dalam bentuk kamus.

B. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Ferdinand de
Saussure sudah bergema sejak awal abad XX. Namun tampaknya gema linguistik
modern itu baru tiba di Indonesia pada akhir sekali tahun lima puluhan kiranya sejak
kepulangan sejumlah linguis Indonesia dari Amerika Serikat seperti Anton M
Moeliono dan T. W. Kamil. Kedua beliau inilah yang pertama-tama mengenalkan
konsep fonem, morfem, frasa, dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di
Indonesia. Perkenalan dengan konsep-konsep linguistik ini menimbulkan
pertentangan karena konsep-konsep linguitik tradisional yang sudah mendarah daging
tidak begitu saja dapat diatasi. Perkembangan waktu jualah yang kemudian
menyebabkan konsep-konsep linguistik modern dapat diterima.

C. Sejalan dengan perkembangan dan makin semaraknya studi linguistik, yang tentu saja
dibarengi dengan bermunculannya linguis-lingui Indonesia, baik yang tamatan luar
negeri maupun dalam negeri, pada tanggal 15 November tahun 1975, atas prakarsa
sejumlah linguis senior, berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi nama
Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). Anggotanya adalah para linguis yang
kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di
lembaga-lembaga penelitian kebahasaan.

D. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa nasional Indonesia,
banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia.

E. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian
linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan
aspek bahasa telah dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar
dengan menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis. Secara
nasional bahasa Indonesia telah mempunyai buku tata bahasa baku dan sebuah kamus
besar yang disusun oleh para pakar yang handal.

Linguistik


Linguistik

1. Teori linguistik adalah teori yang dikemukakan oleh aliran linguistik tertentu dan aliran linguistik yang memiliki corak teori tertentu.

2. Kriteria yang dipakai untuk membedakan dan mengelompokkan teori/aliran linguistik adalah kekhususan cara memahami bahasa dan corak analisisnya.

3. Ada empat teori besar yang dikategorikan berdasarkan kriteria tersebut, yang pertama adalah teori/aliran tradisional yang berdasarkan pada pola pemikiran filosofis dan bermula dari Plato dan Aristoteles.

4. Kategori yang kedua adalah teori/aliran struktural yang berlandaskan faham behaviorisme yang beranggapan bahwa jiwa seseorang dan hakikat sesuatu hanya bisa dideteksi lewat tingkah laku dan perwujudan lahiriahnya yang tampak, sehingga aliran struktural mengamati bahasa dan hakikatnya dalam perwujudan sebagai ujar.

5. Kategori ketiga adalah teori/aliran transformasional yang dipelopori oleh Noam Chomsky dan ini merupakan aksi penolakan atas konsep strukturalisme bahwa bahasa adalah faktor kebiasaan.

6. Kategori yang keempat adalah aliran/teori tagmemik dan berangkat dari konsep tagmem yang merupakan bagian dari konstruksi gramatikal dengan empat macam kelengkapan spesifikasi ciri, yakni: slot, kelas, peran, dan kohesi.

7. Ada satu kategori lagi, yaitu kategori aliran lain-lain yang berisi aliran yang tidak terlalu terkenal seperti teori/aliran Bloomfieldian, Stratifikasi, Kopenhagen, Praha, London, dan lain-lain, namun kebanyakan teori tersebut juga sudah tercakup dalam teori strukturalisme.

 

Minggu, 05 Agustus 2012

Menyampaikan Intisari Buku Nonfiksi

Materi Ajar :
Buku nonfiksi adalah buku yang menawarkan informasi-informasi pengetahuan faktual yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan pembaca. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman (empiris), hasil observasi, hasil analisis penulis terhadap berbagai peristiwa,keadaan,atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata. Buku jenis ini juga dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan atau logika karena disusun melalui proses kerja ilmiah.
Istilah yang secara umum atau luas mengacu padapengertian yang sama, tetapi masing-masing memiliki tekanan dan tujuan yang berbeda, yaitu istilah ringkasan(precis), ikhtisar, abstraksi, resume, sinopsis.
Meringkas pada hakikatnya adalah tindakan membuat sesuatu yang luas, besar, panjang, banyak makan tempat menjadi sesuatu yang mungil, sempit, pendek, dan hemat tempat. Kegiatan meringkas dilakukan dengan memangkas bagian-bagian penjelasan, rincian,i lustrasi dengan mempertahankan struktur pokoknya.
Gaya tuturan,kerangka pikiran, pendekatan, sudut pandang penulis dijaga keasliannya. Panjang ringkasan yang ideal harus proporsional atau sebanding dengan bagian-bagian karangan aslinya. Sebagai contoh, karangan asli terdiri atas 100 halaman 10 bab,ringkasannya menjadi 10 halaman 10 paragraf.
Ringkasan harus bersifat runtut, deduktif (umum ke khusus / penting ke kurang) penting, proporsional, dan mempertahankan sifat-sifat asli pengarang.
Langkah-langkah membuat ringkasan :
a.         Membaca secara intensif naskah asli, jika perlu dilakukan beberapa kali.
b.        Mengidentifikasi, menandai, dan mencatat gagasan utama, ide-ide penting yang ada dalam teks.
c.         Menyusun reproduksi karangan asli menjadi karangan baru yang jauh lebih singkat. Langkah ini dilakukan dengan menyusun atau merangkai gagasan pokok yang telah diidentifikasi.
d.        Memeriksa dan mengedit untuk merapikan bahasa karangan ringkasan yang telah dihasilkan.


Tugas: 1. Carilah sebuah buku nonfiksi di perpustakaan!
          2.  Mencaat hal-hal yang menarik atau yang mengagumkan dalam isi buku nonfiksi.
          3.  Manyampaikan hal-hal yang menarik atau yang mengagumkan tentang tokoh.
          4. Memberi komentar tantang apa yang disampaikan teman.

Menceritakan Pengalaman yang Menarik

Cara Menceritakan Pengalaman yang Menge­sankan dan Implementasinya
Dari CrayonpediaLangsung ke: navigasi, cariUntuk materi ini mempunyai 1 Kompetensi Dasar yaitu:
Kompetensi Dasar :
1.   Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif
Setiap orang tentu mempunyai pengalaman, pengalaman itu mungkin pengalaman yang menggembirakan, menyedihkan, menggelikan, atau menakutkan. Pengalaman adalah guru yang terbaik dan kita dapat belajar dari pengalaman. Pengalaman adalah segala sesuatu yang kamu lihat, amati, teliti, dengar, dan sebagainya. Coba, kamu ceritakan pengalamanmu yang mengesankan!
*  Memilih Pengalaman yang Berkesan
Bagaimanakah cara membuat orang lain terkesan dengan cerita pengalamanmu?
a. Ingat-ingatlah pengalamanmu yang menurutmu menarik dan tidak terlupakan,
misalnya:
1.   Pengalaman menggelikan, Pada waktu peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang
kondenya terlepas dan menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar
kondenya sambil menaikkan kain jaritnya.
2.   Pengalaman konyol, Saat kamu berulang tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu buah
cabe yang dimasukkan dalam kardus besar dan dibungkus dengan rapi.
3.   Pengalaman menyenangkan
Ketika ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bisa
mengerjakan soal-soal yang diberikan, tetapi ketika hasil ulangan
dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
b. Memilih salah satu pengalaman yang menurutmu sangat menarik.
c. Kembangkanlah pengalamanmu menjadi cerita yang sangat menarik.'
Latihan
1.   Pilihlah pengalamanmu yang menurutmu menarik! Kemudian tulislah pada selembar kertas!
2.   Buatlah kerangka karangan terlebih dahulu!
3.   Kembangkan kerangka itu menjadi sebuah karangan dan bacalah di depan kelas!
*  Bercerita tentang Perasaan atau Ungkapan Hati
Ketika menceritakan pengalaman, kita dituntut untuk mengungkapkan perasaan hati saat mengalami kejadian itu. Waktu bercerita, kamu dapat menggunakan kata yang menguatkan pengalaman itu, misalnya sungguh luar biasa, sungguh mengasyikkan, memang tiada duanya. Lengkapilah kolom berikut dengan kata-kata yang sering kamu gunakan untuk
mengungkapkan perasaan hatimu!
No.
Perasaan
Kata yang sering kamu gunakan
1.
riang
2.
sedih
3.
rindu
4.
cinta
5.
terharu
6.
iba
7.
malas
8.
kaget
9.
terpesona
10.
marah
Kegiatan 1.1
Cobalah kamu perhatikan kalimat temanmu! Perasaan apa yang mereka ungkapkan? Catatlah dalam buku kegiatanmu!
*  Mempersiapkan Pokok Pengalaman atau Isi Pembicaraan
Untuk menceritakan pengalaman, kita harus ingat betul urutannya, kalau perlu kita dapat menulisnya terlebih dahulu supaya tidak ada satu bagian cerita yang terlupakan. Terlebih jika bagian itu bagian yang paling mengesankan. Hal-hal yang harus ada:
1.   bagian pembukaan atau kata pembuka (informasi tentang kapan dan di mana pengalaman itu terjadi,
2.   bagian isi atau pokok pembicaraan (cerita secara kronologis mulai dari awal kejadian sampai akhir kejadian), 
3.   bagian penutup (kesan dan hikmah yang dapat kalian ambil daripengalaman tersebut dan dikaitkan dengan pendapat tentang bagaimana cara mencegah atau menanggulangi jika kejadian itu terulang).
*  Menceritakan Pengalaman di Depan Kelas
Setelah kamu mempersiapkan pengalaman yang akan kamu ceritakan, coba berlatih di depan cermin. Anggaplah bayangan kamu sebagai pendengar. Ingatlah secara urut bagian-bagian dari ceritamu, kemudian kembangkanlah pokok-pokok pembicaraan tersebut dengan kata-katamu sendiri!
Tugas 1.2
1.   Siapkan satu pengalamanmu yang mengesankan! Tulislah pada selembar kertas!
2.   Bacalah pengalamanmu yang telah kamu di depan kelas!

Bahan Menceritakan Pegalaman

Kamu tentu pernah mengalami suatu hal yang sangat mengesankan.Sudah barang tentu kamu tidak akan pernah melupakannya. Selain mengesankan, tentu ada juga kejadian lucu, menyedihkan, bahkan
memalukan. Kejadian itu disebut pengalaman. Dapatkah kamu  menceritakan pegalamanmu yang paling mengesankan dan menarik kepada orang lain?

 Agar pendengar dapat membayangkan suasana yang diceritakan,  perhatikan hal-hal berikut:

 1. Gunakan pilihan kata atau diksi yang tepat.
 2. Gunakan kalimat efektif.
 3. Gunakan kalimat yang menarik.

Langkah-langkah untuk menceritakan  pengalaman pribadi adalah sebagai berikut:

1. Mengingat-ingat secara detail/terperinci pengalaman yang paling mengesankan.
2. Menulis kata-kata kunci untuk mempermudah merangkai alur cerita.
3. Menguraikan kejadian secara terperinci dan lengkap.
4. Menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat.
5. Menggunakan kalimat yang efektif dan menarik.